AS Gabung Israel Serang Iran, Harga Minyak Dunia Terancam Tembus USD 100 per Barel
Serangan Militer AS Guncang Pasar Energi Global
Amerika Serikat resmi meluncurkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran—Fordow, Natanz, dan Esfahan—pada Minggu, 22 Juni 2025. Langkah ini menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik bersenjata antara Israel dan Iran yang telah berlangsung selama lebih dari 10 hari. Serangan ini diperkirakan akan mengguncang pasar energi global, mengingat Iran merupakan produsen minyak terbesar ketiga di OPEC+ dan menyumbang sekitar sepertiga dari total produksi minyak dunia.
Lonjakan Harga Minyak dan Ketidakpastian Pasar
Sepanjang pekan lalu, harga minyak mentah Brent sempat melonjak hingga 11 persen dan menyentuh angka USD 80 per barel. Namun, dengan eskalasi terbaru ini, para analis memperkirakan harga minyak bisa kembali melonjak dan bahkan berpotensi menembus USD 100 per barel. Ketidakpastian geopolitik dan kekhawatiran akan gangguan pasokan dari kawasan Teluk menjadi faktor utama yang mendorong volatilitas harga.
Respons OPEC+ dan Prospek Produksi
Meski pasar sempat berharap pada gencatan senjata, situasi terbaru membuat prospek tersebut semakin suram. OPEC+ dijadwalkan menggelar pertemuan pada 5 Juli untuk membahas kemungkinan peningkatan produksi pada Agustus, setelah sebelumnya menaikkan pasokan sebesar 4,11 juta barel per hari pada Juni dan Juli. Namun, jika konflik terus berlanjut, langkah-langkah stabilisasi harga bisa jadi tidak cukup untuk meredam gejolak pasar.